Virus Corona kini marak setelah tragedi yang
melumpuhkan Kota Wuhan pada akhir 2019 kini semakin menyebar hingga mewabah
seluruh dunia dan menjadi siaga 1 di awal tahun 2020. Dikutip dari CNN,
berikut beberapa hal yang wajib diketahui seputar perkembangan Coronavirus,
yang biasa disebut virus Corona atau COVID-19, hingga mewabah dan jadi pandemi.
Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius
pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di
Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa
dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di
pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan
hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus
sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis
yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
A. Awal Virus Corona di Indonesia
Virus Corona diketahui sudah mulai masuk ke Indonesia sejak
Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi)
mengumumkan warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi Corona pada Senin, 2
Maret 2020.
Kedua pasien ini diketahui merupakan warga asal Depok yang
dinamakan kasus 1 (seorang perempuan berusia 31 tahun) dan kasus 2 (perempuan
berusia 64 tahun yang merupakan ibu kandung kasus pertama).
Jokowi mengatakan Covid-19 menular dari warga negara asing (WNA)
asal Jepang yang
sedang berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan kasus 1. Kemudian kasus 2 muncul
karena tertular dari sang anak yang merupakan kasus 1.
Kronologi munculnya virus Corona di Indonesia berawal saat kasus
1 bertemu WNA asal Jepang yang menetap di Malaysia.
Diketahui mereka melakukan kontak yang cukup dekat
atau close
contact sehingga mengakibatkan WNI berusia 31 tahun itu tertular Covid-19.
Kemudian
kasus 2 terinfeksi virus Corona saat sedang merawat anaknya (kasus 1) yang
sedang sakit. Keduanya merupakan warga asal Depok, Jawa Barat.
Dua
hari kemudian tepatnya tanggal 16 Februari 2020, kedua pasien ini melakukan
pemeriksaan di salah satu rumah sakit yang ada di Depok.
Saat
itu keduanya hanya diminta untuk melakukan rawat jalan saja. Hingga
26 Februari 2020, kondisinya tak kunjung membaik dan akhirnya meminta untuk
rawat inap. Pasalnya, keduanya merasa batuk yang diderita tak kunjung reda.
Pada
tanggal 28 Februari 2020, terdapat informasi yang datang ke Indonesia bahwa WNA
asal Jepang positif mengidap virus Corona saat kembali ke Malaysia.
Kemudian,
pemerintah mulai menelusuri aktivitas WNA asal Jepang itu. Siapa saja
yang ditemuinya sampai ditemukan kasus lainnya yang terkait dengan
pasien 1.
B.
Perkembangan
Virus Corona di Indonesia
Setelah
muncul kasus 1 dan 2, pemerintah terus melacak dengan cara menelusuri aktivitas
keduanya. Kemudian muncul dugaan virus Corona menyebar di lokasi yang sama,
yaitu saat kasus 1 melakukan kontak dengan WNA asal Jepang yang positif Corona
yaitu di sebuah restoran di Jakarta Selatan.
Pemerintah
mulai melakukan penelusuran dengan metode klaster yaitu untuk mencari
orang-orang yang berada di lokasi yang sama pada 14 Februari 2020.
Dari
hasil penelusuran, pemerintah mendapatkan 80 pengunjung yang berada di tempat
tersebut dalam waktu yang sama. Kemudian, seluruh pengunjung dilakukan screening, hingga
angkanya mengerucut menjadi 20 orang, untuk proses pemeriksaan berikutnya.
Semuanya
dicari tahu seberapa dekat kontak yang dilakukan, alhasil terdapat tujuh pasien
yang harus dilakukan pemeriksaan lanjutan. Dari hasil pemeriksaan di Rumah
Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, pemerintah
memastikan ada tiga pasien lagi yang terinfeksi Corona. Pasien kemudian
dinamakan kasus 3,4, dan 5.
Kemudian,
Corona diketahui menginfeksi awak kapal pesiar Diamond Princess yang sebelumnya
diketahui menjadi salah satu tempat terbesar penyebaran Covid-19. Kasus
ke-6 ini diketahui tidak terkait dengan klaster Jakarta.
Pasien
kasus ke-6 ini diketahui seorang laki-laki berusia 36 tahun. Kini mendapatkan
perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.
C. Penyebab Penyebaran Corona
diIndonesia
Penyebab awalnya tentu saja
berasal dari Warga Negara Asing asal Jepang yang positif Corona melakukan
kontak dengan orang Indonesia. Dari satu kasus pertama itu, virus Corona mulai
marak di Indonesia dan menyebabkan keresahan dan kepanikan di Tanah Air.
Setelah bertambahnya pasien
yang terjangkin Virus Corona, Kepanikan semakin menjadi hingga Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo, mengumumkan masa darurat Corona mulai dari
tanggal 16 Maret 2020.
D. Mencegah Penyebaran Corona di
Indonesia
Indonesia meski terkenal akan
keindahan alamnya, banyak disudut Kota juga menampakkan sampah serta hal lain
yang tidak bisa dibilang bersih. Oleh karena itu, penyebaran Virus haruslah
dihentikan dengan keadaan yang bersih, baik lingkungan maupun diri sendiri.
Adapun cara mencegah penyebaran
Virus Corona sebagai beerikut:
1. Cuci tangan
Saat
cuci tangan dengan sabun dan air minimal dilakukan selama 20 detik. Jika tak
ada air dan sabun bisa dengan hand sanitizer dengan kandungan
alkohol minimal 60 persen. Cuci tangan harus dilakukan sebelum dan setelah
beraktivitas.
2. Jangan menyentuh tempat umum
Ketika
berada di fasilitas umum, sebaiknya jangan menyentuh tombol lift, pegangan
pintu, pegangan tangga atau eskalator. Jika harus menyentuh, sebaiknya gunakan
tisu atau lengan baju dan segera cuci tangan setelahnya.
3. Hindari keramaian
Kasus
infeksi virus Corona atau COVID-19 mudah menyerang saat di tempat ramai. Karena
itu, usahakan tidak berada di keramaian apalagi dalam ruangan berventilasi
buruk. Bila terpaksa berada di keramaian, jangan sembarangan menyentuh wajah,
hidung, dan mata, apalagi bila belum cuci tangan.
4. Rajin membersihkan rumah
Bersih-bersih
rumah menggunakan cairan disinfektan menjadi upaya lain mencegah kasus
infeksi Virus Corona atau COVID-19. Setelah
cara-cara pencegahan ini dilakukan, jangan lupa gunakan masker saat
beraktivitas di luar rumah.
Agusti Fikri Najmi (Kamis 19/3/2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar